Tuesday, May 5, 2009

Keindahan bukan hanya milik pelangi

Pada panas cerah di langit siang, ada kekuatan tekad di sana. Akan makna perjuangan yang tak pernah berhenti di sini. Jasad berpeluh darah dan mata yang terjaga pada perang di jalan-Nya menjadi lebih indah dibanding malam pengantin. Ada keyakinan pada keikhlasan niat. Sebab ada syurga di ujung sana.

Pada simfoni kesunyian malam, ada nada kerinduan angin di sana. Akan ukhuwah yang tak retak oleh perselisihan. Ikatan yang lebih murni dibanding pertautan darah. Hati yang berpadu dan berhimpun, semata untuk mahabbah (cinta) pada Allah swt. Bersatu. Menopang yang lemah dan rapuh, berlomba dalam mengejar amalan syurga.

Pada kata yang terangkai menjadi do’a, ada refleksi kecintaan di sana. Akan kerinduan kepalan takbir membumbung angkasa. Menyeruak semangat muda asy-syabaab. Deklarasi tentara Allah yang tak pernah ragu menjadi mimpi buruk untuk setiap tiran congkak di negeri ini. Segala yang ada pada diri, adalah wakaf di jalan panjang dakwah ini.

*siapkan nafas panjang, 2014 menanti!!!

Sunday, March 1, 2009

tentang "bidadari" [part 1]


Seperti malam itu, waktu adzan isya mulai berkumandang dari menara masjid. Ketika kesal masih menggumpal di satu sisi hati, penat setelah beraktivitas seharian. Dia duduk di sebelah kiriku. Menyandarkan kepalanya di bahuku. Berkata setengah terisak, “bantu saya masuk surga ya...”. Dan segalanya menjadi semakin jelas. Aku memang mencintainya! Cukuplah ia menjadi bidadariku di sini dan di surga kelak. Kabulkan ya Rabb...

Tuesday, January 13, 2009

bila hati rindu menikah [part 11] : Menggelar Sajadah Cinta

Muhammad Quthb mengatakan bahwa kenyataan yang membuat kehidupan manusia akan tersusun atas keresahan, keraguan, atau kegelisahan. Kenyataan terus menerus yang katanya harus diatasi dengan “sarang” yang kokoh bernama “keluarga” bersama “teman” bernama “pasangan hidup”.

Maha Benar Allah yang berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu menemukan rasa tenteram, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”
(QS Ar Ruum 21)



Sahabat-sahabatku, kami mohon kehadirannya pada hari dipersatukannya kami dalam ikatan cinta-Nya. Dengan do'a yang insya Allah makin mengekalkan cinta kami di Jalan-Nya.

Kami : ilo & ummi

Sunday, December 28, 2008

bila hati rindu menikah [part 10] : catatan pertama untuk calon istriku...

Ajari diriku tentang sunnah Rasul SAW, yang menempatkan indah ukhuwah sebagai ikatan kuat yang menyatukan! Segarkan, ceritakan lagi pada diriku tentang perjalanan syuhada, manusia langit yang berderap di bumi! Tentang semua kegembiraan, kebahagiaan, kemuliaan yang membersamainya ketika hidup dalam medan juang kesyahidan!


Sebab, merekalah pembela agama, penegak benteng-benteng izzah kehormatan risalah ini. Jiwa raga digadaikan, dalam akad jual beli yang paling mahal. Akad dengan Rabb Semesta Alam, dengan syurga sebagai harganya. Dalam barisan panjang kafilah syuhada, untuk menjemput cinta Ilahi.


Wahai diri. Engkaulah generasi Shalahuddin Al-Ayyubi! Sadarkah dirimu dengan hakikat Ribathul Ukhuwah yang selalu terlantun dalam doa rabithah pagi soremu? Dan engkau, jadilah Mujahidah Al-Khansa di abad modern ini. Pendidik generasi penerus cita dan risalah para Nabi.


Jasad-jasad wangi mereka telah tertelan bumi, untuk nilai kebenaran yang terbela. Namun mereka tidaklah mati. Tidak sama sekali! Mereka hidup penuh senyum kedamaian, di sisi Tuhan dalam taman-taman syurga.


Ingatkah engkau dengan azzam/tekad yang telah berbilang umur. Untuk mewujudkan cita harapan akan sebuah impian mulia. Sadarkah dirimu memandu jiwa menuju padang luas tak bertepi, syahid dambaan!


Ajari aku, beritakan padaku,kuatkan azzam ini kembali... ... ...goreskan cita sebagai pembela agama. Tanpa keraguan, tanpa keraguan, TANPA KERAGUAN!!! Bahwa kematian hakikatnya adalah sebuah PEMBEBASAN!!!


*dalam tangis tanpa suara, kegeraman dan sesak, membaca berita penyerangan Israel La'natuLlah ke jalur Gaza*

Sunday, December 21, 2008

Love U, Mom...



Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita diluka lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.

--KAHLIL GIBRAN--

Monday, December 1, 2008

Representasi 'kesepian' (bagian 2)

Siang ini, tiba-tiba saja aku ingin menangis. Bukan, bukan karena hujan di luar sana yang membuatku harus berteduh hingga akan telat sampai di tempat tujuan. Juga bukan karena lapar sepagian belum ada yang masuk ke dalam organ pencernaanku. Bukan. Tapi ada buncahan dari dalam yang memaksa mata ini kembali berembun. Tanpa bisa kucegah.


Pertama, entah mengapa pasca menulis 'bila hati rindu menikah [part 9] : Berani menjemput Bidadari' di blogku, bayangan 'kesucian' NabiyuLlah Yusuf a.s yang mampu membentengi diri dari godaan Imraatul Aziis, dan Abu Bakar Al-Misky, pemakai 'baju besi' dari kotoran manusia demi menghindari zina dengan wanita kaya dan cantik, semakin kuat dalam benakku.


Malu. Iya. Sebab diri ini tidak akan bisa menandingi memuliaan mereka. Masih saja harus berjibaku dengan tarikan nafsu dunia yang melenakan. Menang dan kalah silih berganti. Seperti waktu menemani rekan-rekan wartawan meliput diksusi antara buruh dan sekjen salah satu parpol di Qu*** Cafe sampai pukul 3 dinihari kala itu. Sampai sentakan kalimat seorang akhwat yang juga bagian dari tim ini menyadarkanku yang sempat menolehkan kepala ke arah 'kotak ajaib' yang menampilkan para model di atas catwalk.


Kedua, saat mereply email seorang rekan di milis Musholla Adz-Dzarrah Elektro FT-UH. Ingatan pada Palestina menyeruak. Selalu saja menyajikan cinta, empati, sedih, harapan, semangat, geram bahkan marah. Ah, sudah berapa lama aku tak menulis tentang negeri ini. Negeri suci setelah Makkah dan Madinah. bagaimana kabar saudara-saudaraku yang ada di sana... yang tetap tersenyum dengan kilat mata penuh kehidupan dan genggaman tekad pada batu-batu jalanan? Sungguh, aku mencintai kalian. Meski yang kulakukan baru sebatas menyebut dalam do'a dan sedikit coretan dalam catatan di blogku.


Seperti Faiz Abdurrahman, yang pernah bertanya pada bundanya, Helvy Tiana Rosa. 'Apakah cinta memang selalu menyediakan air mata?

Sunday, November 30, 2008

bila hati rindu menikah [part 9] : Berani Menjemput Bidadari?



Sebab keyakinan akan meneguhkan sisi jiwa yang cemas. Memekarkan harum bunga yang terlahir dari kesabaran akan penantian. Bilangan waktu dan bentang jarak, tidak ada yang akan berakhir sia-sia. Semua adalah karunia oleh-Nya. Untuk menguji komitmen perjuangan yang lahir dari rahim kesejatian iman. Saat perjalanan bermakna pencarian hakikat diri.


Jejak sejarah telah mengering. Tangisan pemuda Abdurrahman bin Abu Bakar dalam do'a, untuk Atikah, wanita suci yang pandai menjaga diri dan kehormatannya. Akan kesabaran zulaikha yang tak putus dalam munajah agar dipertemukan dengan tambatan hati, Yusuf a.s. Seperti Adam a.s yang turun ke bumi dari kenikmatan surgawi, terpisah jarak dengan bagian tulang rusuknya, Ibunda Hawa. Sama dalam penantian. Sujud panjang memohon ampunan dan harapan agar kembali menyatu.


Titik kecil yang mulai menunjukkan bias terangnya. Pada titian jalan lurus yang semakin menampakkan godaan di kiri kanannya. Terasa. Menjaga kesucian pandangan menjadi lebih rumit dibanding waktu lampau. Pada kehalusan suara dan gerakan satu anugerah alam yang paling sempurna. Benteng terakhir lautan do'a di hening malam, agar keteguhan semakin karang. Masih dengan tekad yang sama, bahwa Sang Maha Pencinta tidak akan membiarkan air mata hamba-Nya menetes tanpa balasan kasih sayang dalam dekapan-Nya.


Mengisi hari, dengan asa melangit. Komitmen suci untuk sebuah ikatan menyempurnakan separuh dien agama. Agar terang cahaya itu makin kemilau. Menyisakan sesal dan putus asa setan musuh nyata manusia pada semakin kuatnya satu sunnah kenabian dalam mitsaqan ghaliza. Dan bila waktunya tiba, izinkan aku menjemput bidadari itu. Untuk bersama menuju-Mu dalam hari-hari perjuangan menegakkan Risalah suci.


[Tanah Anging Mammiri – Kota Pelajar - ... ... ...] Doakan ^_^

*Aku masih ingin terus terbang menembus tingginya putih awan, seperti elang. Namun dengan angin di kiri kanan kepakanku